Minggu, 14 Desember 2014

“NYAPIT SAMPAH SARENG DEWI MARIA”



           Kompleks Peziarahan Maria, Goa Maria Jatinngsih Nanggulan, Kamis Legi 06 Februari 2014 siswa kelas 1, 2, 3 SD Kanisius Kenalan melaksanakan kegiatan pembelajaran diluar kelas dengan tema  “NYAPIT SAMPAH SARENG DEWI MARIA.”  Kegiatan ini dimulai dari pertigaan masuk ke komplek peziarahan Jatiningsih. siswa bersama pendamping Bu Lasini (Guru kelas I), Ibu Santi (Guru kelas II), Bu Ratih dan Bu Dewi (KeRAK-mahasiswa semester IV Sanata Dharma Yogyakarta) jalan salib sambil memunguti sampah yang dijumpai.
Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Tanah dan sampah adalah sahabat ketika keberadaan keduanya saling menguntungkan (tanah dan sampah organik). Namun, tanah dan sampah adalah musuh ketika salah satunya sangat merugikan (sampah non-organik). Lalu, dari manakah datangnya sampah baik organik maupun non organik? Keduanya datang dari makhluk hidup itu sendiri, hewan, tumbuhan, dan manusia yang diciptakan dengan sempurna olehNYA. Manusia diciptakan dengan hati dan pikiran yang lebih sempurna dibandingkan makluk lainnya. Tetapi, manusia juga lebih sempurna dalam menciptakan sampah yang tidak bersahabat dengan tanah.
            Kini, berbagai upaya dilakukan oleh manusia untuk dapat melawan sampah. Salah satunya melalui dunia pendidikan non-formal maupun formal, baik dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. SD Kanisius Kenalan sebagai salah satu sekolah dasar swasta berbasis lingkungan (khususnya pertanian) tidak hanya peduli akan keselamatan tanah, namun selalu berupaya untuk dapat berbuat hal-hal sederhana untuk menyelamatkan tanah dari sampah (yang dapat diterima anak dan lingkungan sekitar).
            Salah satu aksi nyata yang dapat dilakukan anak saat ini (siswa tingkat bawah, kelas I, II, dan III) adalah kegiatan “JUMPUT SAMPAH”. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah memberikan kesadaran pada anak akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar, khususnya dari sampah non-organik. Selalu  mengingatkan dirinya sendiri dan orang lain agar selalu sadar untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. Kegiatan  ini merupakan pembelajaran yang bersifat tematis. Dilaksanakan dibeberapa tempat berbeda untuk dapat mengajak anak membandingkan perbedaan jumlah sampah di masing-masing tempat.
            Nyapit Sampah Sareng Dewi Maria sendiri merupakan kemasan dari serangkaian kegiatan anak. “Nyapit sampah” dengan sebilah bambu yang melambangkan bahwa kita dapat berbuat baik dengan penuh keyakinan dan kekuatan (wulet seperti bambu). “Sareng Dewi Maria”, bersama dengan ibu Maria yang juga menjadi lambang sumber kehidupan bagi manusia.