Kompleks Peziarahan Maria, Goa Maria Jatinngsih Nanggulan, Kamis Legi 06 Februari 2014 siswa kelas 1, 2, 3 SD Kanisius Kenalan melaksanakan kegiatan pembelajaran diluar kelas dengan tema “NYAPIT SAMPAH SARENG DEWI MARIA.” Kegiatan ini dimulai dari pertigaan masuk ke komplek peziarahan Jatiningsih. siswa bersama pendamping Bu Lasini (Guru kelas I), Ibu Santi (Guru kelas II), Bu Ratih dan Bu Dewi (KeRAK-mahasiswa semester IV Sanata Dharma Yogyakarta) jalan salib sambil memunguti sampah yang dijumpai.
Tanah merupakan sumber kehidupan
bagi makhluk hidup. Tanah dan sampah adalah sahabat ketika keberadaan keduanya
saling menguntungkan (tanah dan sampah organik). Namun, tanah dan sampah adalah
musuh ketika salah satunya sangat merugikan (sampah non-organik). Lalu, dari
manakah datangnya sampah baik organik maupun non organik? Keduanya datang dari makhluk
hidup itu sendiri, hewan, tumbuhan, dan manusia yang diciptakan dengan sempurna
olehNYA. Manusia diciptakan dengan hati dan pikiran yang lebih sempurna
dibandingkan makluk lainnya. Tetapi, manusia juga lebih sempurna dalam
menciptakan sampah yang tidak bersahabat dengan tanah.
Kini, berbagai upaya dilakukan oleh
manusia untuk dapat melawan sampah. Salah satunya melalui dunia pendidikan
non-formal maupun formal, baik dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi. SD Kanisius Kenalan sebagai salah satu sekolah dasar swasta berbasis
lingkungan (khususnya pertanian) tidak hanya peduli akan keselamatan tanah,
namun selalu berupaya untuk dapat berbuat hal-hal sederhana untuk menyelamatkan
tanah dari sampah (yang dapat diterima anak dan lingkungan sekitar).
Salah satu aksi nyata yang dapat
dilakukan anak saat ini (siswa tingkat bawah, kelas I, II, dan III) adalah
kegiatan “JUMPUT SAMPAH”. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah memberikan
kesadaran pada anak akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar,
khususnya dari sampah non-organik. Selalu
mengingatkan dirinya sendiri dan orang lain agar selalu sadar untuk tidak
membuang sampah secara sembarangan. Kegiatan
ini merupakan pembelajaran yang bersifat tematis. Dilaksanakan
dibeberapa tempat berbeda untuk dapat mengajak anak membandingkan perbedaan
jumlah sampah di masing-masing tempat.
Nyapit Sampah
Sareng Dewi Maria sendiri merupakan kemasan dari serangkaian kegiatan anak.
“Nyapit sampah” dengan sebilah bambu yang melambangkan bahwa kita dapat berbuat
baik dengan penuh keyakinan dan kekuatan (wulet seperti bambu). “Sareng Dewi
Maria”, bersama dengan ibu Maria yang juga menjadi lambang sumber kehidupan
bagi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar